MAKALAH
ASAS
ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA :
WILLY RIZQIAN
NPM : 17416659
KELAS : 2IB01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2016 / 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang
mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia)
dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan
konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan
untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus
dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada
pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas
ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada
situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan
pertentangan.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang
digunakan sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori
dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar ini
dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian
setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta
yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai
dengan urutan logikanya). Secara umum
azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya
mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Lingkungan merupakan tempat untuk melakukan
aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup. Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup
sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan. Interaksi yang dilakukan terus
menerus mengakibatkan banyak
perubahan-perubahan yang mempunyai efek negatif dan positif pada lingkungan.
Permasahan perubahan akan teratasi ketika makaluk hidup sadar akan pembelajaran
mengenai pengetahuan lingkungan. Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok
pembahasan. Banyaknya pokok pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu
pengetahuan lingkungan. Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut
maka perlu pembahasan mengenai asas-asas
pengetahuan lingkungan.
Asas-asas pengetahuan lingkungan memberikan sebuah
keterangan dimana sangat berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan.
Asas asas memberikan dasar untuk perkembangan ilmu mengenai pemahaman
pengatahuan lingkungan.
1.2
Maksud
dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui
asas-asas pengetahuan lingkungan.
b. Contoh
dari masing-masing asas pengetahuan lingkungan
1.3
Ruang
Lingkup
Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada
makalah kali ini sebagai berikut:
a.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
b.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
c.
Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
d. Asas –
Asas Pengetahuan Lingkungan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
2.1.1
Ekologi
Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani
(Greek) yaitu oikos dan logos yang berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst
Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ekologi. Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi
sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti:
·
Bagaimana alam bekerja
·
Bagaimana spesies beradaptasi dalam
habitatnya
·
Apa yang diperlukan dari habitatnya
untuk melangsungkan kehidupan
·
Bagaimana mereka mencukupi materi dan energy
·
Bagaimana mereka berinteraksi dengan
spesies lain
·
Bagaimana individu dalam spesies itu
diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi
erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat
diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian
bagiannya.
2.1.2 Ilmu Lingkungan
Ilmu
(atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta
karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang
terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan
sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.
2.2
Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
Selain definisi umum mengenai pengertian ekologi,
ada pula pengertian ekologi yang dikemukakan menurut para ahli. Pengertian
ekologi menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut:
Ø Pengertian Ekologi Menurut Miller
(1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme
serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
Ø Pengertian Ekologi Menurut Otto
Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu
mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan
sekitarnya.
Ø Pengertian Ekologi Menurut C.
Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah
alam atau juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah.
Ø Pengertian Ekologi Menurut
Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan.
Ø Pengertian Ekologi Menurut
Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas
penyebaran dan juga kemelimpahan organisme.
Ø Pengertian Ekologi Menurut
Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan juga
kemelimpahan organisme.
Ø Pengertian Ekologi Menurut Eugene
P. Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta
fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama
organisme dengan lingkungannya.
2.3
Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata
Yunani oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut
Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan
fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di
sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi
unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang
terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali
dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian
lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat
Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda dan
kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat
dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut Ehrlich dan
kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut (Ehrlich, Holdren,
1973:38): “For our purpose, the
environment is the unique skin of soil, water, gaseous, atmosphere, mineral
nutrients, and organisms that covers this otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai dengan pengertian lingkungan Hidup diatas,
maka perlu diketahui tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan
mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam
Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :
Ø Lingkungan
fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis
:tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
Ø Lingkungan
biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
Ø Lingkungan
Sosial , terdiri dari :
·
Fisiososial, yaitu yang meliputi
kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya.
·
Biososial manusia dan bukan manusia,
yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan
domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organic.
·
Psikososial, yaitu yang berhubungan
dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan.
Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain.
·
Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan
yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat.
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya
memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
Ø Lingkungan
fisik (Physical Environment), yaitu
segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar,
gedung dan lainnya.
Ø Lingkungan
biologis (Biological Environment), yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan lainnya.
Ø Lingkungan
Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar
kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.
2.4
Asas
– Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan lingkungn memeiliki beberapa asas dalam
pengembangannya. Asas- asas tersebut diantaranya yaitu:
v ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan.
Asas
ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum
konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam
bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
v ASAS 2
Tak
ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas
ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas
ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah
hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam
sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan
oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya
pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan
energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit,
disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien
(banyak terbuang).
Energi
yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu
termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat
diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber
alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau
ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga
akan meningkatkan daya pengubahan energy.
v ASAS 3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan
energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding
dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas
adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
o
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses
pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
o
Ruang yang terlalu luas: jarak antar
individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan
betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh
dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu
sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan
mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman
juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies
semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi
dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan
oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan
materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori
sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri,
namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh
mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam
kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies
saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan
mampu “survive”.
Asas
3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya.
v ASAS 4
Untuk
semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun
dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk
semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan.
Ini
adalah asas penjenuhanu untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan
penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas
4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada
keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung
naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan
sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau
sumberalam bertambah.
Untuk
semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada
asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum,
yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi
daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,
yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
v ASAS 5
Pada
asas 5 ini ada dua hal penting, pertama
jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan
lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu
jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu
jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan
perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian,
kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
v ASAS 6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas
ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada
asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak.
v ASAS 7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian
:
“Mudah
diramal” adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu
periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan
di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan
mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama.
Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya
ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin
banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya
proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang
waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi,
tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
v ASAS 8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana
niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok
taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya
yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada
asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi
yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
v ASAS 9
Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T
= K x (B/P) ; D ≈ T
T
= waktu rata-rata penggunaan energi
K
= koefisien tetapan
B
= biomassa
P
= produktivitas
D
= keanekaragaman
Pengertian:
Asas
ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem
biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem
biologi dalam suatu komunitas.
Pada
asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran
energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
v ASAS 10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem
biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan
energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami
evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam
lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman.
Dengan
kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa
masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia
dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih
besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang
sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan
di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi
dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
v ASAS 11
Sistem
yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).
Pengertian:
Ekosistem,
populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti
dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari
subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya.
v ASAS 12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi
dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan
lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah
mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup
lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan
keadaan yang tidak stabil.
Asas
ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi)
berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil,
maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus
dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan.
Jadi,
dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah
stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga
ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada
lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara
daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap,
beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk
bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi
dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik
dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya
bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
v ASAS 13
Lingkungan
yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas
ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila
terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman
biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi
dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik
yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan
efisiensi penggunaan energi.
v ASAS 14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas
ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan
derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri
Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
o
Jumlah jalur energi yang masuk melalui
ekosistem meningkat (banyak)
o
Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
o
Sistem control umpan balik (feedback)
komunitas sangat kompleks
o
Efisiensi penggunaan energy
o
Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Ekologi merupakan kajian organisme hidup dalam
rumahnya.Tetapi bila diartikan secara keseluruhan, ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang
bersifat organik maupun anorganik sedangkan ekosfera merupakan sistem alam yang
sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan
terselenggara secara langgeng.
Dalam ekosfera segala sesuatu yang ada selalu saling
terkait, misalnya udara berperan dalam menawarkan air dan menjaga tumbuhan dan
hewan untuk hidup, air menjaga kehidupan tumbuhan dan hewan, tumbuhan menjaga
kehadiran hewan serta mensiklus air dan tanah, tanah menjaga tumbuhan dan hewan
hidup serta mentawarkan air. Semua hal itu tidak terlepas dari peran matahari
sebagai sumber energi untuk kehidupan di muka bumi.Sedangkan biosistem
merupakan keseluruhan dari suatu sistem kehidupan yang terdiri dari komponen
biotik (tumbuhan, hewan, mikroba, manusia) dan komponen abiotik.
3.2
SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca
memahami bagaimana peran ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan
lingkungan.Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami ekologi,
ekosfera, matahari sebagai sumber energi untuk kehidupan di muka bumi, dan
biosistem.
Akan tetapi makalah kami masih jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna
pembuatan makalah yang lebih baik lagi berikutnya.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar