MAKALAH
PERTAMBANGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA :
WILLY RIZQIAN
NPM : 17416659
KELAS : 2IB01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah
dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai “Industri”.
Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Andi Asnur Pranata selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah yang telah memberikan tugas ini. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran
serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna
penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga
makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Depok, 5 Januari 2018
Willy Rizqian
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Pertambahan penduduk
yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya penduduk yang
cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja
yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka untuk perluasan
kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingkatkan baik secara kualitas
maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan
menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagitergantung kepada hasil
prodiksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Paradigma pertumbuhan
ekonomi yang dianut oleh pemerintah Indonesia memandang segala kekayaan alam
yang terkandung di bumi Indonesia sebagai modal untuk menambah pendapatan
negara. Sayangnya, hal ini dilakukan secara eksploitatif dan dalam skalayang
masif Sampai saat ini, tidak kurang dari 30% wilayah daratan Indonesia sudah
dialokasikan bagi operasi pertambangan, yang meliputi baik pertambangan
mineral, batubara maupun pertambangan minyak dan gas bumi. Tidak jarang
wilayah-wilayah konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih dengan wilayah
hutan yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah hidup
masyarakat adat.
Sumber daya mineral
seperti timbah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi dan
Iain-lain merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui atau nonrenewable
resource, artinya sekali bahan galian ini dikeruk, maka tidak akan dapat pulih
atau kembali ke keadaan semula. Oleh karenanya, pemanfaatan sumberdaya mineral
ini haruslah dilakukan secara bijaksana dan haruslah dipandang sebagai aset
alam sehingga pengelolaannyapun harus juga mempertimbangkan kebutuhan generasi
yang akan datang. Perkembangan pertambangan di Indonesia dalam 25 tahun
terakhir mengalami peningkatan begitu pesat, meskipun tradisi pertambangan
masih baru tumbuh dan belum berakar di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya
perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat
diperhitungkan sebelumnya segala pengaru aktifitas pembangunan industri
tersebut terhadap lingkungan yang lebih luas.
2) Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a.
Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam lingkungan
pertambangan
b.
Mengetahui cara mengelola pembangunan pertambangan yang benar dan baik
sesuai prosedur yang ada
c.
Mengetahui langkah-langkah penanggulangan kecelakaan dalam pertambangan
d.
Serta mengetahui cara menjaga lingkungan pertambangan dengan baik agart
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan
3) Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup masalah yang akan
dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a.
Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi
b.
Cara Pengelolaan Pembangunan Pertambangan
c.
Kecelakaan di Pertambangan
d. Penyehatan Lingkungan Pertambangan,
Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin Timbul
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi
Masalah-masalah
lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan dalam berbagai
macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan
pertambangan:
a. Menurut jenis yang dihasilkan di
Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi, logam-logam
mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air
raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara,
batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
b. Pembangunan dan pengelolaan
pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar serta
dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang
menyeluruh.
c. Pengembangan dan pemanfaatan energi
perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun penggunaan
sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis
dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang
penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena
itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara,
tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan
sebagainya.
d. Pencemaran lingkungan sebagai akibat
pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik,
faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar
pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai
pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran
lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran
oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara
setempat.
e. Melihat ruang lingkup pembangunan
pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan, eksplorasi,
eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian,
pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang
mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan
pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan
ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat
dipertahankan kelestariannya.
f. Dalam pertambangan dan pengolahan
minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi, pemurnian,
pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari bahaya
seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan
minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat
penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada proses
pemurnian dan pengolahan.
Rangka menghindari terjadinya kecelakaan
pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada di
lingkungan pertambangan ataupun berada diluar lingkungan pertambangan, maka
perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:
1.
Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.
2.
Kecelakaan pertambangan.
3.
Penyehatan lingkungan pertambangan.
4.
Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul
2.2
Cara Pengelolaan Pembangunan Pertambangan
Sumber daya bumi di bidang pertambangan
harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu
adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para ahli agar menimbulkan keuntungan
yang besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis.
Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka
meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya
pengaruh aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam
lingkungan yang lebih luas.
Segala pengaruh sekunder pada ekosistem
baik local maupun secara lebih luas perlu dipertimbangkan dalam proses
perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala
kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi,
sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam
pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan
dan penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa
generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan
ini.
2.3
Kecelakaan di Pertambangan
Sekecil apapun kegiatan yang dapat
mengakibatkan kecelakaan harus diminimalisir. Bahaya-bahaya lain yang harus
dikontrol untuk mencegah kecelakaan, yaitu:
1.
Bahaya pada peralatan yang :
a)
tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat
b)
tidak aman
c)
tidak tertutup tidak dilindungi.
2.
Bahaya lingkungan :
a)
becek, licin
b)
kurang penerangan
c)
berdebu, mengandung gas beracun,
d)
instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuhnya bench atau berm),
3.
Bahaya pekerja :
a)
tidak memakai APD (alat pelindung diri)
b)
tidak memperhatikan petunjuk
c)
tidak peduli K3.
4.
Bahaya kebakaran :
a)
proses swabakar batubara,
b)
ledakan debu batubara,
c)
ledakan gas methan,
d)
ledakan debu batubara dan gas methan,
e)
hubungan pendek arus listrik (koursleting).
2.4
Penyehatan Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit
yang Mungkin Timbul
Upaya yang dilakukan dengan berbagai
metode seperti ameliorasi, penggunaan bahan organik, penggunaan mikroorganisme,
dan penanaman covercrop.
1.
Ameliorasi/remediasi lahan
Upaya pemberian masukan berupa kapur
atau bahan organik ke atas permukaan lahan atau ke dalam lubang tanam dengan
tujuan untuk memperbaiki sifatfisika, kimiawi dan biologi tanah. Ameliorasi
Memiliki manfaat sebagai berikut:
a)
Meningkatkan pH tanah sehingga mendekatinetral
b)
Menambah unsur Ca dan Mg
c)
Menambah ketersediaan unsur hara, contohN,P
d)
Mengurangi keracunan Al, Fe dan Mn
e)
Memperbaiki kehidupan mikroorganisme.
2.
Penggunaan Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam
senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik
yang terlibat dan berada didalamnya. Penggunaan bahan organik memiliki manfaat
sebagai berikut:
a)
Stimulan terhadap granulasi tanah,
b)
Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
c)
Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan,
kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil,
d)
Menetralisir daya rusak butir-butir hujan,
e)
Menghambat erosi.
3.
Penanaman Cover Crop
Tanaman kacang-kacangan penutup tanah/
Cover Crop adalah setiap tanaman tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh
sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur
(beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki berbagai
kondisi yang terkait dengan pertanian berkelanjutan. Penggunaan Cover Crop
memiliki manfaat sebagai berikut:
a)
Mengelola kesuburan tanah
b)
Memperbaiki kualitas tanah
c)
Memperbaiki kualitas air
4.
Pemanfaatan Mikroorganisme
Fungi atau jamur merupakan salah satu
mikroorganisme yang secara umum mendominasi (hidup) dalam ekosistem tanah.
Mikroorganisme ini dicirikan dengan miselium berbenang yang tersusun dari hifa
individual. Saat ini beberapa jenis fungi telah dimanfaatkan untuk
mengembalikan kualitas/kesuburan tanah. Hal ini karena secara umum fungi mampu
menguraikan bahan organik dan membantu proses mineralisasi di dalam tanah,
sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh tanaman.
Penambangan dapat menyebabkan
kecelakaan-kecelakaan yang serius seperti kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan,
atau lorong-lorong galian yang rubuh yang dapat menimbulkan dampak pada
orang-orang yang bermukim di komunitas sekitar tambang.Dampak dan bahaya yang
mengancam kesehatan masih juga dirasakan di tempat-tempat bekas daerah yang
pernah ditambang, karena orang-orang dapat terpapar limbah tambang dan
bahan-bahan kimia yang masih melekat di tanah dan di air.Pertambangan mengancam
kesehatan dengan berbagai cara:
1.
Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat
dan radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkan gangguan kesehatan
sepanjang hidup mereka. Kerusakan paru-paru yang diakibatkan debu dari batuan
dan mineral adalah suatu masalah kesehatan yang banyak ditemukan. Debu yang
paling berbahaya datang dari batubara, yang menyebabkan penyakit paru-paru
hitam (black lung diseases).Di samping itu debu dari silika menyebabkan
silikosis (silicosis) Gejala-gejala paru-paru yang rusak. Debu dari
pertambangan dapat membuat sulit bernapas.Jumlah debu yang banyak menyebabkan
paru-paru dipenuhi cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru
akibat terpapar debu antara lain:
a)
napas pendek, batuk-batuk, napas
yang berdesah
b)
batuk-batuk yang mengeluarkan
dahak kuning atau hijau (lendir dari paru-paru)
c)
sakit leher
d)
kulit membiru dekat kuping atau bibir
e)
sakit dada
f)
tidak ada nafsu makan
g)
rasa lelah
2. Mengangkat peralatan berat dan
bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada
tangan, kaki, dan punggung.
3. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin
vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat syaraf serta peredaran darah, dan
dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat
berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan kematian.
4. Bunyi yang keras dan konstan dari
peralatan dapat menyebabkan masalah pendengaran, termasuk kehilangan
pendengaran.
5. Jam kerja yang lama di bawah tanah
dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan.
6. Bekerja di kondisi yang panas terik
tanpa minum air yang cukup dapat menyebabkan stres kepanasan.Gejala-gejala dari
stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat,
kehausan yang sangat, dan jatuh pingsan.
7. Pencemaran air dan penggunaan
sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah-masalah kesehatan
8. Lahan dan tanah menjadi rusak,
menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan
9. Pencemaran udara dari pembangkit
listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun dekat dengan daerah
pertambangan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kegiatan pertambangan membawa dampak
buruk bagi lingkungan perairan akibat penggunaan senyawa logam berat merkuri
(Hg). Merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh organisme yang hidup di perairan
dan bersifat toksik atau mematikan pada konsentrasi tertentu. Selain itu
pencemaran lingkungan perairan akibat kegiatan pertambangan secara nyata
berpengaruh terhadap perekonomian nelayan. Merkuri yang mencemari perairan
berpotensi menurunkan kualitas dan produktifitas perairan sehingga mengurangi
hasil tangkapan nelayan. Solusi untuk mengatasi dampak pencemaran perairan oleh
kegiatan penambangan terbagi dari sisi ekologi dan ekonomi. Dari sisi ekologi
berupa pembangunan bendungan serta Instalasi Pengolah Limbah (IPAL). Sedangkan
dari sisi ekonomi, khususnya bagi nelayan, dapat dilakukan dengan penerapan
strategi pertahanan hidup substitutif.
3.2
Saran
Kegiatan pertambangan di Indonesia harus
dipantau secara ketat untuk menghindari adanya penambangan ilegal yang
seringkali mengabaikan dampak negatif yang timbul pascapenambangan. Setiap
industri penambangan perlu melakukan recovery terhadap lingkungan pada tahap
pascaoperasi kegiatan penambangan agar dampak yang merugikan dapat ditekan.
Daftar Pustaka
http://www.pusatmakalah.com/p/kesimpulan-makalah-dampak-penambangan.html
http://aerorobotic.blogspot.co.id/2013/04/lingkungan-pertambangan.html
http://blogriyani.blogspot.co.id/2013/04/tugas-pengetahuan-lingkungan.html
http://arwantorevhian.blogspot.co.id/2013/07/ringkasan-makalah-pertambangan.html
akalah-pertambangan.html
http://adiseptiyawan.blogspot.sg/2016/01/makalah-pertambangan.html