Perkembangan transportasi darat Indonesia dari tahun 1998 - sekarang. Perkembangan transportasi di
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan besar dalam teknologi
transportasi dunia. Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia
di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan
mempercepat proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dari pusat
kegiatan pemerintahan. Penemuan-penemuan sarana transportasi dikembangkan di
Barat, dalam perkembangannya mulai diperkenalkan dan di bawa ke wilayah-wilayah
koloni oleh kaum penjajah.
Seperti pembangunan jalan raya yang telah dirintis sejak zaman Gubernur
Jenderal Daendels ketika berkuasa di Indonesia. Daendels membangun jalan raya
pos sepanjang 1.000 km dari Anyer (Banten sampai Panarukan (Jawa Timur).
Penemuan mobil oleh Gottlieb
Daimier pada tahun 1887
merupakan temuan teknologi transportasi darat yang telah mengubah sejarah
transportasi dunia. Di Indonesia, mobil pada awalnya dibawa masuk oleh
orang-orang Eropa pada awal abad ke-20. Kepemilikan pun lebih banyak dikuasai
oleh orang-orang kaya Eropa dan terbatas di kalangan orang pribumi.
Pembangunan jalan raya dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi untuk menghubungkan pusat-pusat industri yang ada di seluruh wilayah
Indonesia. Jalan raya yang dibangun pemerintah sampai tahun 1988 mencapai
sepanjang 42.982 km.
Selama tahun 1940-an difokuskan membangun jalan raya di daerah-daerah
pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan daerah-daerah tempat pemasaran
hasil industri. Pada tahun 1993/1994 di Irian Jaya dibangun jalan raya
sepanjang 152 km, dari Sulawesi sepanjang 46 km, di Kalimantan sepanjang 248
km, dan di Maluku sepanjang 23 km. Selain pembangunan jalan raya, juga dibangun
jembatan-jembatan, seperti jembatan Membrano di Irian Jaya dan jembatan Barito
di Kalimantan.
Selain pembangunan jalan raya, masalah transportasi darat yang tidak
kalah pentingnya adalah perkembangan perkeretaapian. Jalur kereta api pertama
di Indonesia dibangun pada masa Gubernur Jenderal Mr. L.A.J. Baron Sloet van
den Beele.
Perkembangan jalur kereta api Indonesia zaman
penjajahan
Jalur tersebut menghubungkan desa Kemijen dengan desa Tanggung
(Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 km yang dibangun pada tanggal 17 Juni
1864. Pembangunan jalur kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api Hindia Belanda, Naamlooze
Venootschaap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P.
de Bardes.
Sarana transportasi ini telah berkembang sejak masa kolonial Belanda,
yaitu dengan dibangunnya jaringan kereta api di beberapa daerah di Indonesia.
Pembangunan jalur kereta api juga dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu sebagai
berikut :
1. Di Sulawesi,
pada tahun 1992 dibangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang
menghubungkan Makassar dengan Takalar yang mulai dioperasikan pada tanggal 1
Juli 1923.
2. Di Sumatra,
pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatra Selatan tahun 1914, Sumatra
Barat tahun 1891, Sumatra Utara tahun 1886 dan Aceh tahun 1874.
Pembangunan jalur kereta api pada masa Pendudukan Jepang dilakukan
antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian membangun jalur
Muaro-Pekanbaru sepanjang 22 km. Pembangunan jalur kereta api ini menggunakan
tenaga romusa (kerja paksa) yang banyak menelan korban jiwa.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta
api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih
perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28 September 1945.
Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Pada
peristiwa tersebut ditandai dengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKRI).
Nama perusahaan kereta api Indonesia telah berubah berkali-kali, dari
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA tanggal 25 Mei 1963), Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA, tanggal 15 September 1971), Perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka, tanggal 2 Januari 1991), PT (Persero) Kereta Api Indonesia (PT KAI,
tanggal 1 Juni 1999).
Sarana transportasi darat ini paling banyak diminati karena relatif
murah, cepat dan mudah dijangkau. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan sarana transportasi darat.
1. Pemeliharaan
rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
2. Membangun jalan
tol dan jalan layang, ringroad.
3. Pembangunan
jalan kereta api.
4. Rehabilitasi
infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional jalan kereta
api.
5. Pengadaan kereta
api lebih modern, seperti Argo Bromo dan Argo Gede.
Demikian ulasan Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak
zaman penjajahan, semoga menambah catatan penting dalam sejarah bidang
transportasi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar